Sabtu, 19 November 2011

Discover Wonderful Indonesia, Warga LA Antusias Belajar Angklung




Metrotvnews.com, Los Angeles: Untuk mengantisipasi pengklaiman oleh negara lain, pemerintah mulai giat memperkenalkan sejumlah tarian dan alat-alat kesenian tradisional ke luar negeri, termasuk ke Amerika Serikat. Baru-baru ini, pentas seni tari dan alat tradisional Indonesia dilangsungkan di Los Angeles, AS. Warga Amerika menyambut hangat kesenian tradisional Indonesia itu.

Pentas seni budaya Indonesia itu dilangsungkan di sebuah jalanan di LA. Acara promosi wisata bertajuk Discover Wonderful Indonesia itu murni untuk mempromosikan wisata di Indonesia.

Bekerja sama dengan pemerintah setempat, rombongan kesenian Indonesia menggelar karnaval yang cukup semarak. Dan itu disambut baik warga Amerika di LA. Apalagi ketika kelompok angklung melintas dan beberapa di antaranya memberikan pelatihan singkat kepada warga.

Warga LA pun antusias belajar bermain angklung. Sekitar 700 angklung khusus didatangkan dari Indonesia untuk dipelajari warga LA. Pelatihan angklung di jalanan kota LA itu bahkan dilakukan selama dua hari yang dipimpin pelatih angklung Mustika Hendraningtyas.

Ada lagi yang lain. Sejumlah warga juga berlatih menari. Tarian tradisional terasa mudah mereka pelajari.

Pengenalan tarian dan sejumlah kesenian di Indonesia itu merupakan satu bentuk kerja sama antara Kementrian Pariwisata dan Konsulat Jenderal RI di LA.  Kepala Konjen RI di LA Edi Suharto meyakini promosi wisata itu akan berhasil. Para wisatawan yang akan datang ke Indonesia dan belajar tradisi serta budaya Indonesia, diyakini meningkat.(DSY)

http://www.metrotvnews.com/read/newsvideo/2011/11/11/139570/Discover-Wonderful-Indonesia-Warga-LA-Antusias-Belajar-Angklung/3

Pertunjukan Seni Nusantara Hadir di Wisma Atlet





PALEMBANG - Keragaman dan kekayaan kebudayaan Indonesia berusaha dikenalkan panitia kepada peserta dari 11 negara Asean yang menetap di komplek Wisma Atlet selama pelaksanaan SEA Games XXVI Palembang, Sumatera Selatan. Kesenian khas dari berbagai daerah di Indonesia tampil untuk menghibur duta-duta olahraga Asia Tenggara.

Di dalam komplek Wisma Atlet, sejak hari pertama pelaksanaan SEA Games, panitia menyediakan sebuah panggung hiburan yang secara bergantian diisi pagelaran kesenian khas dari berbagai daerah di Indonesia seperti gemulainya tari tanggai dari Sumatera Selatan sebagai tuan rumah, rancaknya tari piring dari Sumatera Barat, perpaduan gerak dari Aceh dalam tari saman bahkan merdunya sinden campur sari dari tanah Jawa.

Kekaguman akan kekayaan kesenian milik Indonesia terpancar jelas dari ekspresi atlet dan official peserta SEA Games yang menyaksikan di depan panggung hiburan. Sesekali mereka larut dalam gemulai gerakan serta musik pengiring selama pertunjukan berlangsung. Bahkan mereka tidak canggung dan malu ketika para sinden campur sari mengajak menari bersama diiringi tembang Jawa.

Pimpinan Paguyuban Kesenian Jawa Campur Sari Endah Laras, Darmanto mengaku merasa bangga karena dilibatkan dalam rangkaian acara hiburan SEA Games yang merupakan hajatan nasional.

"Terima kasih sudah diberikan kesempatan tampil di Wisma Atlet, kami menampilkan tembang Jawa yang biasa jadi hiburan di kampung-kampung agar atlet dari peserta SEA Games mengetahui bahwa kebudayaan Indonesia sangat kaya dan beragam," ujar Darmanto, kepada okezone.

Darmanto menambahkan, ini kali pertama paguyuban kesenian yang dipimpinnya berpartisipasi dalam event internasional seperti SEA Games, selama ini hanya mengisi acara lokal seperti hajatan dan pilkada saja. Menurutnya, pelaksanaan SEA Games ini sangat luar biasa, Sumatera Selatan telah diberi kepercayaan dan suksen menyelenggarakan event sebesar ini.

"Walau masih ada beberapa kekurangan, namun secara keseluruhan, pelaksanaan SEA Games terbilang sukses dan sangat membanggakan seluruh warga Sumsel dan Indonesia," lanjutnya.

Rasa bangga akan pelaksanaan SEA Games dan dapat tampil di panggung kesenian Wisma Atlet juga terucap dari Sonia Utami, salah satu penari tari piring yang berlatih di sanggar kesenian Carano dari paguyuban masyarakat Minangkabau.

Menurutnya penampilan pertunjukan kesenian dan kebudayaan khas nusantara di Wisma Atlet ini, akan berdampak positif terhadap kemajuan pariwisata Indonesia.

"Melalui pelaksanaan SEA Games, atlet dari negara lain akan mengetahui bahwa Indonesia memiliki sesuatu yang bisa dibanggakan terutama bidang kesenian," ujar Sonia.

Ditambahkannya, SEA Games juga memberi perubahan signifikan terhadap kawasan Jakabaring. Kawasan ini sudah berubah dari tanah rawa yang kosong menjadi komplek Jakabaring Sport City dengan segala fasilitas yang ada termasuk di dalamnya Wisma Atlet dan gedung olahraga.

Panggung hiburan kesenian, dijelaskan Augie Bunyamin selaku penanggung jawab komplek Wisma Atlet, sengaja disiapkan mulai dari pembukaan sampai penutupan SEA Games untuk menghibur atlet dan official setelah lelah bertanding.

Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk lebih mengenalkan kebudayaan Indonesia dan diharapkan SEA Games selain menjadi acara olahraga juga dapat menjadi duta wisata Indonesia.

"Setelah pelaksanaan SEA Games selesai, diharapkan para wisatawan asing akan lebih tertarik berkunjung ke daerah-daerah di Indonesia, jadi bisa menambah devisa negara," jelasnya.


http://sports.okezone.com/read/2011/11/20/463/531718/pertunjukan-seni-nusantara-hadir-di-wisma-atlet

Penutupan SEA Games, Pawang Hujan Ditambah





VIVAnews - Upacara penutupan SEA Games XXVI, Selasa 22 November 2011, akan menggunakan pawang hujan lebih banyak. Hal itu untuk mengantisipasi hujan deras yang sempat terjadi pada saat acara pembukaan.

Upacara pembukaan SEA Games 2011 pada 11 November lalu sempat terganggu dengan turunnya hujan deras. Tidak ingin hal tersebut terjadi lagi, pihak Inasoc melakukan segala upaya untuk mengantisipasinya.

Deputi Upacara dan Kegiatan Budaya Inasoc, Indra Yudhistira Ramadhan, menegaskan pada saat pembukaan pihaknya hanya menggunakan satu pawang hujan. Sedangkan untuk penutupan, akan ada penambahan dua pawang hujan.

"Saya sendiri sebenarnya tidak percaya dengan hal-hal begituan, tapi hampir seluruh event di Indonesia itu memang menggunakan pawang hujan. Untuk penutupan kami sudah tambahkan dua pawang hujan lagi, satu dari luar Palembang," ujar Indra dalam jumpa pers di Main Press Center Bank Sumsel, Palembang, Sabtu 19 November 2011.

Sejumlah deretan artis Indonesia dipastikan mengisi acara penutupan SEA Games, antara lain Agnes Monica, Afgan, Giring 'Nidji', Sherina, Ello, Putri Ayu, Zanetta, Joy Tobing, Daniel Christiano, dan Armada.

Indra sendiri menegaskan biaya penutupan SEA Games 2011 merupakan satu paket dengan pembukaan. "Jadi total untuk biaya pembukaan dan penutupan itu Rp150 miliar. Saya tidak bisa bilang pembukaan berapa dan penutupan berapa, karena itu sudah satu paket," papar Indra.

http://sport.vivanews.com/news/read/265790-penutupan-sea-games--pawang-hujan-ditambah

Atraksi Budaya Sumsel jadi Pembuka SEA Games




Metrotvnews.com, Palembang: Pergelaran seni budaya Sumatera Selatan yang terangkum dalam "pre-show" menjadi salah satu ajang pembuka upacara pembukaan SEA Games XXVI di Palembang, Jumat (11/11).

Acara yang dimulai pukul 16.30 WIB itu menampilkan sajian tari dan musik bertemakan "The Glory of Sriwijaya" (Kejayaan Sriwijaya). Ratusan penari memperagakan beberapa tarian khas Sumsel yang telah dimodifikasi oleh koreografer ternama Denny Malik.

Sajian berikutnya, beberapa paduan suara dan tarian modern yang diperagakan puluhan remaja. Lagu-lagu hits Back Street Boy dijadikan pengiring para remaja itu dalam bergerak tari modern. Kemudian, dilanjutkan, tarian bendera diperagakan oleh 50-an pelajar dengan berpakaian ala marching band.

Kelompok Elfa Singer yang terdiri atas Yana Yulio, Lita Zen, dan Uchi juga turut membawakan beberapa lagu berbagai daerah di Indonesia, seperti "Selayang Pandang" dan "Pak Ketipung" dari beberapa negara Asia Tenggara.

Kuartet yang kerap kali mewakili Indonesia dalam berbagai kompetisi paduan suara tingkat internasional itu, juga membawakan beberapa lagu daerah dari negara-negara peserta SEA Games. Pargelaran acara pembukaan SEA Games akan dibuka secara resmi pada pukul 19.00 WIB.

SEA Games ke-26 yang akan berlangsung sampai 22 November mendatang yang dilaksanakan bersama di Palembang dan Jakarta, akan dibuka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Stadion Sriwijaya, Komplek Olahraga Jakabaring.(Ant/DNI)


http://www.metrotvnews.com/read/news/2011/11/11/71421/Atraksi-Budaya-Sumsel-jadi-Pembuka-SEA-Games/4

Budaya Melayu

Agama & Budaya

Sebagian besar kaum Melayu Singapura adalah Muslim Sunni, yang beragama Islam. Mereka bersembahyang pada Allah SWT lima kali sehari, hanya makan makanan halal dan berpuasa selama Ramadan.
Menampilkan 3 dari 3 hasil.

Festival

Hari Raya Puasa dirayakan di akhir Ramadan, yaitu bulan puasa Ramadan. Setelah sholat pagi di masjid, etnis Melayu biasanya mengundang teman ke rumah untuk merayakan pesta bersama.

Menampilkan 2 dari 2 hasil.

Seni

Berlokasi di jantung Kampong Glam yang bersejarah, sembilan galeri Malay Heritage Museum menampilkan akar budaya, sejarah, gaya hidup dan seni tradisional kaum Melayu Singapura.

Makanan

Dengan bumbu dan rempah penggugah selera dan diperkaya dengan santan, citarasa Melayu mencakup rangkaian nasi padang yang lezat dan sate yang disajikan dengan saus kacang.

Berbelanja

Jalan-jalan Kampong Glam yang eksotik menawarkan berbagai toko yang menjual kain sutra dan sifon, batik, sarung, keranjang buatan tangan, parfum berbasis minyak dan karpet yang tebal.

Budaya Teh Tionghoa

Minum teh telah menjadi semacam ritual di kalangan masyarakat Tionghoa. Di Cina, budaya minum teh dikenal sejak 3.000 tahun sebelum Masehi (SM), yaitu pada zaman Kaisar Shen Nung berkuasa. Bahkan, berlanjut di Jepang sejak masa Kamakaru (1192 – 1333) oleh pengikut Zen.
Tujuan minum teh, agar mereka mendapatkan kesegaran tubuh selama meditasi yang bisa memakan waktu berjam-jam. Pada akhirnya, tradisi minum teh menjadi bagian dari upacara ritual Zen.
Selama abad ke-15 hal itu menjadi acara tetap berkumpul di lingkungan khusus untuk mendiskusikan berbagai hal.
Meski saat itu belum bisa dibuktikan khasiat teh secara ilmiah, namun masyarakat Tionghoa sudah meyakini teh dapat menetralisasi kadar lemak dalam darah, setelah mereka mengonsumsi makanan yang mengandung lemak.
Mereka juga percaya, minum teh dapat melancarkan buang air seni, menghambat diare, dan sederet kegunaan lainnya.


http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_teh_Tionghoa

Asal muasal budaya organisasi dan karakteristik budaya organisasi

Asal muasal budaya organisasi

Ingvar Kamprad, pendiri IKEA. Sumber dari budaya organisasi yang tumbuh di IKEA adalah pendirinya.
Kebiasaan, tradisi, dan cara umum dalam melakukan segala sesuatu yang ada di sebuah organisasi saat ini merupakan hasil atau akibat dari yang telah dilakukan sebelumnya dan seberapa besar kesuksesan yang telah diraihnya di masa lalu. Hal ini mengarah pada sumber tertinggi budaya sebuah organisasi: para pendirinya.
Secara tradisional, pendiri organisasi memiliki pengaruh besar terhadap budaya awal organisasi tersebut. Pendiri organisasi tidak memiliki kendala karena kebiasaan atau ideologi sebelumnya. Ukuran kecil yang biasanya mencirikan organisasi baru lebih jauh memudahkan pendiri memaksakan visi mereka pada seluruh anggota organisasi.Proses penyiptaan budaya terjadi dalam tiga cara.Pertama, pendiri hanya merekrut dan mempertahankan karyawan yang sepikiran dan seperasaan dengan mereka.Kedua, pendiri melakukan indoktrinasi dan menyosialisasikan cara pikir dan berperilakunya kepada karyawan.Terakhir, perilaku pendiri sendiri bertindak sebagai model peran yang mendorong karyawan untuk mengidentifikasi diri dan, dengan demikian, menginternalisasi keyakinan, nilai, dan asumsi pendiri tersebut. Apabila organisasi mencapai kesuksesan, visi pendiri lalu dipandang sebagai faktor penentu utama keberhasilan itu.Di titik ini, seluruh kepribadian para pendiri jadi melekat dalam budaya organisasi.

Karakteristik budaya organisasi

Penelitian menunjukkan bahwa ada tujuh karakteristik utama yang, secara keseluruhan, merupakan hakikat budaya organisasi.
  • Inovasi dan keberanian mengambil risiko. Sejauh mana karyawan didorong untuk bersikap inovatif dan berani mengambil risiko.
  • Perhatian pada hal-hal rinci. Sejauh mana karyawan diharapkan menjalankan presisi, analisis, d perhatian pada hal-hal detail.
  • Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen berfokus lebih pada hasil ketimbang pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.
  • Orientasi orang. Sejauh mana keputusan-keputusan manajemen mempertimbangkan efek dari hasil tersebut atas orang yang ada di dalam organisasi.
  • Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan-kegiatan kerja di organisasi pada tim ketimbang pada indvidu-individu.
  • Keagresifan. Sejauh mana orang bersikap agresif dan kompetitif ketimbang santai.
  • Stabilitas. Sejauh mana kegiatan-kegiatan organisasi menekankan dipertahankannya status quo dalam perbandingannya dengan pertumbuhan.

 http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_organisasi

Budaya Kerja Jepang

Rahasia Bisnis Orang Jepang
Oleh : Ann Wan Seng
 
Belajar dari :
Langkah Raksasa Sang Nippon Mengusai Dunia
 
 
Budaya Kerja Bangsa Jepang (2)
 
Bangsa Jepang sanggup bekerja lembur, meskipun tidak dibayar. Itu merupakan wujud kesetiaan dan komitmen mereka pada perusahaan. Kesungguhan dan sikap kerja keras pekerja Jepang tidak dapat ditandingi oleh bangsa-bangsa lain sehingga mereka sanggup mengorbankan kepentingan pribadi dan juga waktu bersama keluarga. Meskipun pekerja Jepang bekerja lima hari seminggu, catatan jam kerja mereka paling tinggi dibandingkan pekerja Eropa Barat dan AS.
 
Akan tetapi, kesejahteraan ekonomi dan sosial yang pekerja Jepang dirasakan menyebabkan adanya sedikit penurunan dalam jam kerja mereka. Meskipun begitu, jumlah itu tetap yang tertinggi di dunia.
 
Pada tahun 1960, rata-rata jam kerja pekerja Jepang adalah 2.450 jam/tahun. Pada tahun 1992, jumlah itu menurun menjadi 2.017 jam/tahun. Namun, jumlah jam kerja itu masih lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata jam kerja di negara lain, misalnya Amerika (1.957 jam/tahun), Inggris (1.911 jam/tahun), Jerman (1.870 jam/tahun), dan Prancis (1.680 jam/tahun).
 
Perkiraan tersebut berdasarkan penggunaan jam kerja secara maksimal dan produktif. Kerajinan dan kemauan bangsa Jepang untuk bekerja melebihi jam kerja membuahkan hasil positif, yaitu membantu perkembangan dan pertumbuhan pesat ekonomi Jepang. Dalam hal itu, tidak ada yang memperkirakan bahwa Jepang dapat bangkit dan pulih kembali dalam waktu yang begitu singkat setelah mengalami masa-masa sulit pada era 1940 - 1950an.
 
Keberhasilan tersebut menarik perhatian dan keinginan banyak negara, termasuk Malaysia, untuk mempelajari formula keberhasilan Jepang tersebut. Pada era 1980-an, Malaysia memperkenalkan asas memandang ke Timur dengan menjadikan Jepang sebagai contoh dan teladan dalam keberhasilan ekonomi. Azas itu diperkenalkan dengan tujuan rakyat Malaysia dapat mempelaiari dan mengikuti etika kerja orang Jepang.
 
Budaya kerja bangsa Jepang yang diperkenalkan melalui azas ini antara lain pencatatan waktu, senam pagi sebelum bekerja, bekerja dalam tim, dan penjelasan singkat rnempelajari cara kerja sebelum memulai kerja. Kaidah dan etika kerja tersebut merupakan ciri-ciri dan budaya kerja di Jepang. Akan tetapi, budaya kerja tersebut tidak berhasil diterapkan dalam budaya kerja orang Malaysia.
 
Untuk menerapkan budaya kerja orang Jepang, diperlukan sikap konsisten dan komitmen tinggi. Jika tidak dilaksanakan sungguh maka akan sia-sia belaka. Sebenarnya, budaya dan kebiasaan kerja bangsa Jepang dapat diterapkan dalam suatu negara dengan cara menyesuaikannya dengan budaya dan kebiasaan masyarakat setempat.
 
Budaya kerja Jepang tidak sulit diterapkan, asalkan setiap orang mau mengubah sikap. Sikap rajin, optimis, kreatif, dan tepat waktu, merupakan ciri-ciri bangsa maju. Bangsa Jepang maju karena mereka rajin. Begitu juga dengan bangsa Cina. Mereka juga rajin seperti Jepang, meskipun tidak melebihi Jepang. Bangsa Jepang memiliki semangat kerja tinggi. Saat melakukan suatu pekerjaan, mereka selalu bersemangat. Sebenarnya, potensi tersebut dimiliki semua bangsa. Namun, tidak semua negara mampu mengelola potensi itu dengan baik. Bangsa Jepang menggunakan potensi itu dengan baik, Sehingga mereka maju. Mereka menjadikan potensi itu sebagai budaya yang di terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
 
Oleh karena itu, setiap bangsa perlu mengubah sikap dengan cara membentuk sikap, budaya kerja, dan cara hidup seperti halnya bangsa Jepang. Dengan demikian, keberhasilan dan kemajuan dapat dicapai. Akan tetapi, setiap bangsa juga perlu mempertahankan jati diri mereka seperti seperti halnya Jepang. Perubahan sikap tidak menghilangkan jati diri Jepang sebagai bangsa berdaulat, tetapi menjadikan mereka sebagai bangsa yang mampu bersaing.
 
 
[ Fakta Menarik ]
 
Budaya kerja bangsa Jepang melalui azas memandang ke Timur :
 
• Pencatatan waktu
 
• Bekerja dalam tim
 
• Senam sebelum bekerja
 
• Mempelajari cara kerja sebelum memulai kerja
 
 
 

Budaya Amerika Serikat

Perkembangan Budaya Amerika Serikatsejarah, hari-hari libur, olah raga, agama, kuliner, musik, tari, dan seni rupa — banyak dipengaruhi oleh budaya eropa, khususnya inggris, serta budaya indian sebagai masyarakat asli.
Negara Amerika Serikat pada awal-awal berdirinya memberlakukan kebijakan buka pintu bagi para imigran yang datang dari seluruh dunia. Para imigran yang datang ke Amerika, dan kemudian memilih untuk menetap dan menjadi warga Amerika, oleh pemerintah diminta untuk tidak meninggalkan kebudayaannya dan tetap mempraktekannya selama tinggal di Amerika. Hal tersebut membuat budaya Amerika Serikat menjadi multikultural. Berbagai macam budaya dunia bercampur, namun budaya country dan koboi umumnya menjadi salah satu lambang dan ciri khas yang terkenal tentang Amerika.
Masyarakat Amerika Serikat mengakui mereka tidak memiliki budaya khusus turun termurun, melainkan menganggap bahwa budaya mereka adalah budaya untuk "berusaha menjadi yang terbaik". Karena tidak ada faktor kasta, agama, dan budaya yang menghalangi hal ini, masyarakat di negara tersebut mempercayai, seseorang yang berusaha untuk menjadi yang terbaik, akan dapat menjadi yang terbaik.
Budaya Amerika Serikat telah berkembang ke seluruh dunia dalam berbagai bentuk adaptasi dan telah memengaruhi seluruh dunia, khususnya dunia Barat. Musik di Amerika Serikat banyak didengarkan di seluruh dunia, dan tayangan film beserta televisi Amerika Serikat dapat dilihat di manapun. Kini sebagian besar kota di sana memiliki musik klasik dan rakyat; pusat penelitian dan museum, pertunjukan tari, musik dan drama; proyek seni terbuka dan arsitektur penting.
Amerika Serikat juga menjadi pusat pendidikan yang berkualitas tinggi. Negara tersebut memiliki lebih dari 1.500 universitas, kolese, dan berbagai institusi pendidikan, beberapa di antaranya terkenal di seluruh dunia. Di negara tersebut banyak terdapat tempat-tempat berjudi seperti di kota Las Vegas yang dikenal sebagai Sin City (Kota Penuh Dosa).

http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_Amerika_Serikat

Budaya Kalimantan Barat

Seni dan Budaya

Tarian Tradisional

Tari Monong/Manang/Baliatn, merupakan tari Penyembuhan yang terdapat pada seluruh masyarakat Dayak. tari ini berfungsi sebagai penolak/penyembuh/ penangkal penyakit agar si penderita dapat sembuh kembali penari berlaku seperti dukun dengan jampi-jampi. tarian ini hadir disaat sang dukun sedang dalam keadaan trance, dan tarian ini merupakan bagian dari upacara adat Bemanang/Balian.
Tari Pingan, Merupakan Tarian Tunggal pada masyarakat Dayak Mualang Kabupaten Sekadau yang di masa kini sebagai tari hiburan masyarakat atas rezeki/tuah/makanan yang diberikan oleh Tuhan. Tari ini menggunakan Pingan sebagai media atraksi dan tari ini berangkat dari kebudayaan leluhur di masa lalu yang berkaitan erat dengan penerimaan/penyambutan tamu/pahlawan.
Tari Jonggan merupkan tari pergaulan masyarakat Dayak Kanayatn di daerah Kubu Raya, Mempawah, Landak yang masih dapat ditemukan dan dinikmati secara visual, tarian ini meceritakan suka cita dan kebahagiaan dalam pergaulan muda mudi Dayak. Dalam tarian ini para tamu yang datang pada umumnya diajak untuk menari bersama.
Tari kondan merupakan tari pergaulan yang diiringi oleh pantun dan musik tradisional masyarakat Dayak Kabupaten sanggau kapuas, kadang kala kesenian kondan ini diiringi oleh gitar. kesenian kondan ini adalah ucapan kebahagiaan terhadap tamu yang berkunjung dan bermalam di daerahnya. kesenian ini dilakukan dengan cara menari dan berbalas pantun.
Kinyah Uut Danum, adalah tarian perang khas kelompok suku Dayak Uut Danum yang memperlihatkan kelincahan dan kewaspadaan dalam menghadapi musuh. Dewasa ini Kinyah Uut Danum ini banyak diperlihatkan pada acara acara khusus atau sewaktu menyambut tamu yang berkunjung. Tarian ini sangat susah dipelajari karena selain menggunakan Ahpang (Mandau) yang asli, juga karena gerakannya yang sangat dinamis, sehingga orang yang fisiknya kurang prima akan cepat kelelahan.
Tari Zapin pada masyarakat Melayu kalimantan Barat, Merupakan suatu tari pergaulan dalam masyarakat, sebagai media ungkap kebahagiaan dalam pergaulan. Jika ia menggunakan properti Tembung maka disebut Zapin tembung, jika menggunakan kipas maka di sebut Zapin Kipas.

Alat Musik Tradisional

Gong/Agukng, Kollatung (Uut Danum) merupakan alat musik pukul yang terbuat dari kuningan, merupakan alat musik yang multifungsi baik sebagai mas kawin, sebagai dudukan simbol semangat dalam pernikahan. maupun sebagai bahan pembayaran dalam hukum adat.
Tawaq (sejenis Kempul) merupakan alat musik untuk mengiringi tarian tradisional masyarakat Dayak secara umum. Bahasa Dayak Uut Danum menyebutnya Kotavak.
Sapek merupakan alat musik petik tradisional dari Kapuas hulu dikalangan masyarakat Dayak Kayaan Mendalam kabupaten Kapuas hulu. Pada masyarakat Uut Danum menyebutnya Konyahpik (bentuknya) agak berbeda sedikit dengan Sapek.
Balikan/Kurating merupakan alat musik petik sejenis Sapek, berasal dari Kapuas Hulu pada masyarakat Dayak Ibanik, Dayak Banuaka".
Kangkuang merupakan alat musik pukul yang terbuat dari kayu dan berukir, terdapat pada masyarakat Dayak Banuaka Kapuas Hulu.
Keledik/Kedire merupakan alat musik terbuat dari labu dan bilah bambu di mainkan dengan cara ditiup dan dihisap, terdapat di daerah Kapuas Hulu. Pada suku Dayak Uut Danum di sebut Korondek.
Entebong merupakan alat musik Pukul sejenis Gendang yang banyak terdapat di kelompok Dayak Mualang di daerah Kabupaten Sekadau.
Rabab/Rebab, yaitu alat musik gesek, terdapat pada suku Dayak Uut Danum. Kohotong, yaitu alat musik tiup, terbuat dari dahan semacam pelepah tanaman liar di hutan seperti pohon enau. Sollokanong (beberapa suku Dayak lain menyebutnya Klenang) terbuat dari kuningan, bentuknya lebih kecil dari gong, penggunaannya harus satu set.
Terah Umat (pada Dayak Uut Danum) merupakan alat musik ketuk seperti pada gamelan Jawa. Alat ini terbuat dari besi (umat) maka di sebut Terah Umat.

Senjata Tradisional

  • Mandau (Ahpang: sebutan Uut Danum) adalah sejenis Pedang yang memiliki keunikan tersendiri, dengan ukiran dan kekhasannya. Pada suku Dayak Uut Danum hulunya terbuat dari tanduk rusa yang diukir, sementara besi bahan Ahpang (Mandau) terbuat dari besi yang ditambang sendiri dan terdiri dari dua jenis, yaitu Bahtuk Nyan yang terkenal keras dan tajam sehingga lalat hinggap pun bisa putus tapi mudah patah dan Umat Motihke yang terkenal lentur, beracun dan tidak berkarat.[rujukan?]
  • Keris
  • Tumbak
  • Sumpit (Sohpot: sebutan Uut Danum)
  • Senapang Lantak
  • Duhung (Uut Danum)
  • Isou Bacou atau Parang yang kedua sisinya tajam (Uut Danum)
  • Lunjuk atau sejenis tumbak untuk berburu (Uut Danum)

Sastra lisan

Beberapan sastra lisan yang ada di daerah ini antara lain:
  • Bekana merupakan cerita orang tua masa lalu yang menceritakan dunia khayangan atau Orang Menua Pangau (dewa-dewi) dalam mitologi Dayak Ibanik: Iban , Mualang, Kantuk, Desa dan lain-lain.
  • Bejandeh merupakan sejenis bekana tapi objek ceritanya beda.
  • Nyangahatn, yaitu doa tua pada masyarakat Dayak Kanayatn.
Pada suku Dayak Uut Danum, sastra lisannya terdiri dari Kollimoi (zaman kedua), Tahtum (zaman ketiga), Parung, Kandan dan Kendau. Pada zaman tertua atau pertama adalah kejadian alam semesta dan umat manusia. Pada sastra lisan zaman kedua ini adalah tentang kehidupan manusia Uut Danum di langit. Pada zaman ketiga adalah tentang cerita kepahlawanan dan pengayauan suku dayak Uut Danum ketika sudah berada di bumi, misalnya bagaimana mereka mengayau sepanjang sungai Kapuas sampai penduduknya tidak tersisa sehingga dinamakan Kopuas Buhang (Kapuas yang kosong atau penghuninya habis) lalu mereka mencari sasaran ke bagian lain pulau Kalimantan yaitu ke arah kalimantan Tengah dan Timur dan membawa nama-nama daerah di Kalimantan Barat, sehingga itulah mengapa di Kalimantan Tengah juga ada sungai bernama sungai Kapuas dan Sungai Melawi. Tahtum ini jika dilantunkan sesuai aslinya bisa mencapai belasan malam untuk satu episode, sementara Tahtum ini terdiri dari ratusan episode. Parung adalahsastra lisan sewaktu ada pesta adat atau perkawinan. Kandan adalah bahasa bersastra paling tinggi dikalangan kelompok suku Uut Danum (Dohoi, Soravai, Pangin, Siang, Murung dan lain-lain)yang biasa digunakan untuk menceritakan Kolimoi, Parung, Mohpash dan lain-lain. Orang yang mempelajari bahasa Kandan ini harus membayar kepada gurunya. Sekarang bahasa ini sudah hampir punah dan hanya dikuasai oleh orang-orang tua. Sementara Kendau adalah bahasa sastra untuk mengolok-olok atau bergurau.

Tenun

Kain Tenun Tradisional terdapat di beberapa daerah, diantaranya:
  • Tenun Daerah Sambas
  • Tenun Belitang daerah Kumpang Ilong Kabupaten Sekadau
  • Tenun Ensaid Panjang Kabupaten Sintang
  • Tenun Kapuas Hulu

Kerajinan Tangan

Berbagai macam kerajinan tangan dapat diperoleh dari daerah ini, misalnya:
  • Tikar Lampit, di Pontianak dan daerah Bengkayang, Sintang, Kapuas Hulu.
  • Ukir-ukiran, perisai, mandau dan lain-lain terdapat di Pontianak dan Kapuas Hulu.
  • Kacang Uwoi (tikar rotan bermotif) khas suku Dayak Uut Danum.
  • Takui Darok (caping lebar bermotif) khas suku Dayak Uut Danum.

Kue Tradisional

Kue-kue tradisional banyak dijumpai di tempat ini, misalnya:
  • Lemang, terbuat dari pulut di masukan ke dalam bambu, merupakan makanan tradisional masyarakat masa lampau yang kini masih dilestarikan.
  • Lemper, terbuat dari pulut yang di isi daging/kacang terdapat didaerah Purun merupakan makanan tradisional
  • Lepat, terbuat dari tepung yang di dalamnya di masukan pisang.
  • Jimut, kue tradisional pada masyarakat Dayak Mualang daerah Belitang Kabupaten Sekadau yang terbuat dari tepung yang dibentuk bulatan sebesar bola pimpong.
  • Lulun, sejenis lepat, yamg isimya gula merah, terdapat di daerah Belitang kab sekadau
  • Lempok, terdapat di pontianak dibuat dari Durian (hampir semua suku Dayak dan Melayu mempunyai kebiasaan membuat Lempok)
  • Tumpi', terdapat pada masyarakat Dayak kanayatn, yang terbuat dari bahan tepung.
  • Tehpung, kue tradisional pada dayak Uut Danum, terbuat dari beras pulut yang ditumbuk halus dan digoreng. Kue ini biasanya di buat pada acara adat, bentuknya ada yang seperti perahu, gong dan lain-lain.

Masakan dan makanan Tradisional

Kuliner yang bisa kita dapatkan dari daerah ini adalah:
  • Masakan Asam Pedas di daerah Pontianak
  • Masakan Bubur Pedas di daerah Sambas
  • Kerupok basah, merupakan makanan khas Kapuas Hulu
  • Ale-ale, merupakan makanan khas Ketapang
  • Pansoh, yaitu masakan daging di dalam bambu pada masyarakat Dayak.
  • Mie Tiau, merupakan masakan khas Tionghoa Pontianak yang terdapat di kota Pontianak
  • Nasi Ayam dan Mie Pangsit, merupakan masakan khas penduduk Tionghoa Singkawang dan sekitarnya

http://id.wikipedia.org/wiki/Kalimantan_Barat


Suku Kalimantan Timur

Suku Bangsa

Tarian dari warga Suku Dayak Kenyah.
Kalimantan Timur memiliki beberapa macam suku bangsa. selama ini yang dikenal oleh masyarakat luas, padahal selain dayak ada 1 suku yang juga memegang peranan penting di Kaltim yaitu suku Kutai. Suku Kutai merupakan suku melayu asli Kalimantan Timur, yang awalnya mendiami wilayah pesisir Kalimantan Timur. Lalu dalam perkembangannya berdiri dua kerajaan Kutai, kerajaan Kutai Martadipura yang berdiri lebih dulu dengan rajanya Mulawarman, lalu berdiri pula belakangan kerajaan Kutai Kartanegara yang kemudian menaklukan Kerajaan Kutai Martadipura, dan lalu berubah nama menjadi kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.
Di Kalimantan Timur terdapat juga banyak suku suku pendatang dari luar, seperti Banjar, Bugis, Jawa dan Makassar. Bahasa Banjar,Jawa dan Bahasa Bugis adalah dua dari banyak bahasa daerah yang digunakan oleh masyarakat Kalimantan Timur. Suku Banjar dan Bugis banyak mendiami Kalimantan, Samarinda, Sangatta dan Bontang. Sedangkan suku Jawa banyak mendiami Samarinda dan Balikpapan.

Bahasa Daerah

Bahasa-bahasa daerah di Kalimantan Timur merupakan bahasa Austronesia dari rumpun Malayo-Polynesia, diantaranya adalah Bahasa Tidung,Bahasa Banjar, Bahasa Berau dan Bahasa Kutai. Bahasa lainnya adalah Bahasa Lundayeh.

Pariwisata, Seni dan Budaya

Lagu Daerah

  • Burung Enggang (bahasa Kutai)
  • Meharit (Bahasa Kutai)
  • Sabar'ai-sabar'ai (Bahasa Banjar)
  • Anjat Manik (Bahasa Berau Benua)
  • Bebilin (Bahasa Tidung)
  • Andang Sigurandang (Bahasa Tidung)
  • Bedone (Bahasa Dayak Benuaq)
  • Ayen Sae (Bahasa Dayak)
  • Sorangan (Bahasa Banjar)
  • Lamin Talunsur (Bahasa Kutai)
  • Buah Bolok (Bahasa Kutai)
  • Aku Menyanyi (Bahasa Kutai)
  • Sungai Kandilo (Bahasa Pasir)
  • Rambai Manguning (Bahasa Banjar)
  • Ading Manis (Bahasa Banjar)
  • Indung-Indung (Bahasa Melayu Berau)
  • Basar Niat (Bahasa Melayu Berau)
  • Berampukan (Bahasa Kutai)
  • Undur Hudang (Bahasa Kutai)
  • Kada Guna Marista (Bahasa Banjar)
  • Tajong Samarinda (Bahasa Kutai)
  • Citra Niaga (Bahasa Kutai)
  • Taman Anggrek Kersik Luwai
  • Ne Poq Batangph
  • Banuangku
  • Kekayaan Alam Etam (Bahasa Kutai)
  • Mambari Maras (Bahasa Banjar)
  • Kambang Goyang (Bahasa Banjar)
  • Apandang Jakku
  • Keledung
  • Ketuyak
  • Jalung
  • Antu
  • Mena Wang Langit
  • Tung Tit
  • To Kejaa
  • Ting Ting Nging
  • Endut-Endut
  • Enjung-Enjung
  • Julun Lajun
  • Sungai Mahakam
  • Samarinda Kota Tepian (Bahasa Kutai)
  • Jagung Tepian
  • Kandania
  • Sarang Kupu
  • Adui Indung
  • Nasi Bekepor (Bahasa Kutai)
  • Nasib Awak
  • Tenau
  • Luwai
  • Balarut di Sungai Mahakam (Bahasa Banjar)
  • Leleng (Bahasa Kenyah)
  • Merutuh(Bahasa Tonyooi-Benuaq)

Seni Suara

  • Bedeguuq (Dayak Benuaq)
  • Berijooq (Dayak Benuaq)
  • Ninga (Dayak Benuaq)
  • Enluei (Dayak Wehea)

Seni Berpantun

  • Perentangin (Dayak Benuaq)
  • Ngelengot (Dayak Benuaq)
  • Ngakey (Dayak Benuaq)
  • Ngeloak (Dayak Benuaq)

Agama

Masyarakat di Kalimantan Timur menganut berbagai agama yang diakui di Indonesia, yaitu:

Seni dan Budaya

Musik

Tarian

  • Tarian Bedewa dari suku Tidung (Kabupaten Nunukan)
  • Tarian Iluk Bebalon dari suku Tidung (Kota Tarakan)
  • Tarian Besyitan dari suku Tidung (Kabupaten Malinau)
  • Tarian Kedandiu dari suku Tidung (Kabupaten Bulungan)
  • Tarian Gantar dari Suku Dayak Benuaq
  • Tarian Ngeleway dari Suku Dayak Benuaq
  • Tarian Ngerangkaw dari Suku Dayak Benuaq
  • Tarian Kencet dari Suku Dayak Kenyah
  • Tarian Datun dari Suku Dayak Kenyah
  • Tarian Hudoq dari Suku Dayak Wehea
  • Tarian Kejien dari Suku Dayak Wehea
  • Belian
  • Tarian Jepin Ujang Bentawol Suku Tidung (Kota Tarakan)

Penyembuhan Penyakit

Tolak Bala/Hajatan/Selamatan

Perkawinan

Senjata Tradisional

Upacara Adat Kematian

 

http://id.wikipedia.org/wiki/Kalimantan_Timur

Budaya Politik

Budaya politik merupakan pola perilaku suatu masyarakat dalam kehidupan benegara, penyelenggaraan administrasi negara, politik pemerintahan, hukum, adat istiadat, dan norma kebiasaan yang dihayati oleh seluruh anggota masyarakat setiap harinya. Budaya politik juga dapat di artikan sebagai suatu sistem nilai bersama suatu masyarakat yang memiliki kesadaran untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan kolektif dan penentuan kebijakan publik untuk masyarakat seluruhnya.

Bagian-bagian budaya politik

Secara umum budaya politik terbagi atas tiga :
  1. Budaya politik apatis (acuh, masa bodoh, dan pasif)
  2. Budaya politik mobilisasi (didorong atau sengaja dimobilisasi)
  3. Budaya politik partisipatif (aktif)
Tipe-tipe Budaya politik ==
  • Budaya politik parokial yaitu budaya politik yang tingkat partisipasi politiknya sangat rendah. Budaya politik suatu masyarakat dapat di katakan Parokial apabila frekuensi orientasi mereka terhadap empat dimensi penentu budaya politik mendekati nol atau tidak memiliki perhatian sama sekali terhadap keempat dimensi tersebut. Tipe budaya politik ini umumnya terdapat pada masyarakat suku Afrika atau masyarakat pedalaman di Indonesia. dalam masyarakat ini tidak ada peran politik yang bersifat khusus. Kepala suku, kepala kampung, kyai, atau dukun,yang biasanya merangkum semua peran yang ada, baik peran yang bersifat politis, ekonomis atau religius.
  • Budaya politik kaula (subjek),yaitu budaya politik yang masyarakat yang bersangkutan sudah relatif maju baik sosial maupun ekonominya tetapi masih bersifat pasif. Budaya politik suatu masyarakat dapat dikatakan subyek jika terdapat frekwensi orientasi yang tinggi terhadap pengetahuan sistem politik secara umum dan objek output atau terdapat pemahaman mengenai penguatan kebijakan yang di buat oleh pemerintah. Namun frekwensi orientasi mengenai struktur dan peranan dalam pembuatan kebijakan yang dilakukan pemerintah tidak terlalu diperhatikan. Para subyek menyadari akan otoritas pemerintah dan secara efektif mereka di arahkan pada otoritas tersebut. Sikap masyarakat terhadap sistem politik yang ada ditunjukkan melalui rasa bangga atau malah rasa tidak suka. Intinya, dalam kebudayaan politik subyek, sudah ada pengetahuan yang memadai tentang sistem politik secara umum serta proses penguatan kebijakan yang di buat oleh pemerintah.
  • Budaya politik partisipan,yaitu budaya politik yang ditandai dengan kesadaran politik yang sangat tinggi. Masyarakat mampu memberikan opininya dan aktif dalam kegiatan politik. Dan juga merupakan suatu bentuk budaya politik yang anggota masyarakatnya sudah memiliki pemahaman yang baik mengenai empat dimensi penentu budaya politik. Mereka memiliki pengetahuan yang memadai mengenai sistem politik secara umum, tentang peran pemerintah dalam membuat kebijakan beserta penguatan, dan berpartisipasi aktif dalam proses politik yang berlangsung. Masyarakat cenderung di arahkan pada peran pribadi yang aktif dalam semua dimensi di atas, meskipun perasaan dan evaluasi mereka terhadap peran tersebut bisa saja bersifat menerima atau menolak.
Budaya politik yang berkembang di indonesia == Gambaran sementara tentang budaya politik Indonesia, yang tentunya haruus di telaah dan di buktikan lebih lanjut, adalah pengamatan tentang variabel sebagai berikut :
  • Konfigurasi subkultur di Indonesia masih aneka ragam, walaupun tidak sekompleks yang dihadapi oleh India misalnya, yang menghadapi masalah perbedaan bahasa, agama, kelas, kasta yang semuanya relatif masih rawan/rentan.
  • Budaya politik Indonesia yang bersifat Parokial-kaula di satu pihak dan budaya politik partisipan di lain pihak, di satu segi masa masih ketinggalan dalam mempergunakan hak dan dalam memikul tanggung jawab politiknya yang mungkin di sebabkan oleh isolasi dari kebudayaan luar, pengaruh penjajahan, feodalisme, bapakisme, dan ikatan primordial.
  • Sikap ikatan primordial yang masih kuat berakar, yang di kenal melalui indikatornya berupa sentimen kedaerahan, kesukaan, keagamaan, perbedaan pendekatan terhadap keagamaan tertentu; purutanisme dan non puritanisme dan lain-lain.
  • kecendrungan budaya politik Indonesia yang masih mengukuhi sikap paternalisme dan sifat patrimonial; sebagai indikatornya dapat di sebutkan antara lain bapakisme, sikap asal bapak senang.
  • Dilema interaksi tentang introduksi modernisasi (dengan segala konsekuensinya) dengan pola-pola yang telah lama berakar sebagai tradisi dalam masyarakat.

Budaya Politik di Indonesia

  • Hirarki yang Tegar/Ketat
Masyarakat Jawa, dan sebagian besar masyarakat lain di Indonesia, pada dasarnya bersifat hirarkis. Stratifikasi sosial yang hirarkis ini tampak dari adanya pemilahan tegas antara penguasa (wong gedhe) dengan rakyat kebanyakan (wong cilik). Masing-masing terpisah melalui tatanan hirarkis yang sangat ketat. Alam pikiran dan tatacara sopan santun diekspresikan sedemikian rupa sesuai dengan asal-usul kelas masing-masing. Penguasa dapat menggunakan bahasa 'kasar' kepada rakyat kebanyakan. Sebaliknya, rakyat harus mengekspresikan diri kepada penguasa dalam bahasa 'halus'. Dalam kehidupan politik, pengaruh stratifikasi sosial semacam itu antara lain tercemin pada cara penguasa memandang diri dan rakyatnya.
  • Kecendrungan Patronage
Pola hubungan Patronage merupakan salah satu budaya politik yang menonjol di Indonesia.Pola hubungan ini bersifat individual. Dalam kehidupan politik, tumbuhnya budaya politik semacam ini tampak misalnya di kalangan pelaku politik. Mereka lebih memilih mencari dukungan dari atas daripada menggali dukungn dari basisnya.
  • Kecendrungan Neo-patrimoniaalistik
Salah satu kecendrungan dalam kehidupan politik di Indonesia adalah adanya kecendrungan munculnya budaya politik yang bersifat neo-patrimonisalistik; artinya meskipun memiliki atribut yang bersifat modern dan rasionalistik zeperti birokrasi, perilaku negara masih memperlihatkan tradisi dan budaya politik yang berkarakter patrimonial.
Ciri-ciri birokrasi modern:
  • Adanya suatu struktur hirarkis yang melibatkan pendelegasian wewenang dari atas ke bawah dalam organisasi
  • Adanya posisi-posisi atau jabatan-jabatan yang masing-masing mempunyai tugas dan tanggung jawab yang tegas
  • Adanya aturan-aturan, regulasi-regulasi, dan standar-standar formalyang mengatur bekerjanya organisasi dan tingkah laku anggotanya
  • Adanya personil yang secara teknis memenuhi syarat, yang dipekerjakan atas dasar karier, dengan promosi yang didasarkan pada kualifikasi dan penampilan.
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_politik

Budaya Suku Dayak

Asal Mula

Secara umum seluruh penduduk di kepulauan Nusantara disebut-sebut berasal dari Cina selatan, demikian juga halnya dengan Suku Dayak. Tentang asal mula bangsa Dayak, banyak teori yang diterima adalah teori imigrasi bangsa Cina dari Provinsi Yunnan di Cina Selatan. Penduduk Yunan berimigrasi besar-besaran (dalam kelompok-kelompok kecil) diperkirakan pada tahun 3000-1500 SM (sebelum masehi). Sebagian dari mereka mengembara ke Tumasik dan semenanjung Melayu, sebelum ke wilayah Indonesia. Sebagian lainnya melewati Hainan, Taiwan dan Filipina.
Menurut H.TH. Fisher, migrasi dari Asia terjadi pada fase pertama zaman Tertier. Benua Asia dan pulau Kalimantan merupakan bagian Nusantara yang masih menyatu, yang memungkinkan ras Mongoloid dari Asia mengembara melalui daratan dan sampai di Kalimantan dengan melintasi pegunungan yang sekarang disebut pegunungan “Muller-Schwaner”. Dari pegunungan itulah berasal sungai-sungai besar seluruh Kalimantan. Diperkirakan, dalam rentang waktu yang lama, mereka harus menyebar menelusuri sungai-sungai hingga ke hilir dan kemudian mendiami pesisir pulau Kalimantan. Tetek Tahtum menceritakan perpindahan suku Dayak dari daerah hulu menuju daerah hilir sungai.
Di daerah selatan Kalimantan Suku Dayak pernah membangun sebuah kerajaan. Dalam tradisi lisan Dayak di daerah itu sering disebut Nansarunai Usak Jawa, yakni kerajaan Nansarunai dari Dayak Maanyan yang dihancurkan oleh Majapahit, yang diperkirakan terjadi antara tahun 1309-1389.Kejadian tersebut mengakibatkan suku Dayak Maanyan terdesak dan terpencar, sebagian masuk daerah pedalaman ke wilayah suku Dayak Lawangan. Arus besar berikutnya terjadi pada saat pengaruh Islam yang berasal dari kerajaan Demak bersama masuknya para pedagang Melayu (sekitar tahun 1520).
Sebagian besar suku Dayak di wilayah selatan dan timur kalimantan yang memeluk Islam tidak lagi mengakui dirinya sebagai orang Dayak, tapi menyebut dirinya sebagai atau orang Banjar dan Suku Kutai. Sedangkan orang Dayak yang menolak agama Islam kembali menyusuri sungai, masuk ke pedalaman, bermukim di daerah-daerah Kayu Tangi, Amuntai, Margasari, Watang Amandit, Labuan Amas dan Watang Balangan. Sebagian lagi terus terdesak masuk rimba. Orang Dayak pemeluk Islam kebanyakan berada di Kalimantan Selatan dan sebagian Kotawaringin, salah seorang pimpinan Banjar Hindu yang terkenal adalah Lambung Mangkurat menurut orang Dayak adalah seorang Dayak (Ma’anyan atau Ot Danum). Di Kalimantan Timur, orang Suku Tonyoy-Benuaq yang memeluk Agama Islam menyebut dirinya sebagai Suku Kutai. Tidak hanya dari Nusantara, bangsa-bangsa lain juga berdatangan ke Kalimantan. Bangsa Tionghoa tercatat mulai datang ke Kalimantan pada masa Dinasti Ming tahun 1368-1643. Dari manuskrip berhuruf hanzi disebutkan bahwa kota yang pertama dikunjungi adalah Banjarmasin. Kunjungan tersebut pada masa Sultan Hidayatullah I dan Sultan Mustain Billah. Hikayat Banjar memberitakan kunjungan tetapi tidak menetap oleh pedagang jung bangsa Tionghoa dan Eropa (disebut Walanda) di Kalimantan Selatan telah terjadi di masa Kerajaan Banjar Hindu (abad XIV). Pedagang Tionghoa mulai menetap di kota Banjarmasin pada suatu tempat dekat pantai pada tahun 1736.
Kedatangan bangsa Tionghoa di selatan Kalimantan tidak mengakibatkan perpindahan penduduk Dayak dan tidak memiliki pengaruh langsung karena mereka hanya berdagang, terutama dengan kerajaan Banjar di Banjarmasin. Mereka tidak langsung berniaga dengan orang Dayak. Peninggalan bangsa Tionghoa masih disimpan oleh sebagian suku Dayak seperti piring malawen, belanga (guci) dan peralatan keramik.
Sejak awal abad V bangsa Tionghoa telah sampai di Kalimantan. Pada abad XV Raja Yung Lo mengirim sebuah angkatan perang besar ke selatan (termasuk Nusantara) di bawah pimpinan Cheng Ho, dan kembali ke Tiongkok pada tahun 1407, setelah sebelumnya singgah ke Jawa, Kalimantan, Malaka, Manila dan Solok. Pada tahun 1750, Sultan Mempawah menerima orang-orang Tionghoa (dari Brunei) yang sedang mencari emas. Orang-orang Tionghoa tersebut membawa juga barang dagangan diantaranya candu, sutera, barang pecah belah seperti piring, cangkir, mangkok dan guci.

Pembagian sub-sub etnis


Persebaran suku-suku Dayak di Pulau Kalimantan.
Dikarenakan arus migrasi yang kuat dari para pendatang, Suku Dayak yang masih mempertahankan adat budayanya akhirnya memilih masuk ke pedalaman. Akibatnya, Suku Dayak menjadi terpencar-pencar dan menjadi sub-sub etnis tersendiri.
Kelompok Suku Dayak, terbagi dalam sub-sub suku yang kurang lebih jumlahnya 405 sub (menurut J. U. Lontaan, 1975). Masing-masing sub suku Dayak di pulau Kalimantan mempunyai adat istiadat dan budaya yang mirip, merujuk kepada sosiologi kemasyarakatannya dan perbedaan adat istiadat, budaya, maupun bahasa yang khas. Masa lalu masyarakat yang kini disebut suku Dayak, mendiami daerah pesisir pantai dan sungai-sungai di tiap-tiap pemukiman mereka.
Etnis Dayak Kalimantan menurut seorang antropologi J.U. Lontaan, 1975 dalam Bukunya Hukum Adat dan Adat Istiadat Kalimantan Barat, terdiri dari 6 suku besar dan 405 sub suku kecil, yang menyebar di seluruh Kalimantan.

Dayak pada masa kini


Tradisi suku Dayak Kanayatn.
Dewasa ini suku bangsa Dayak terbagi dalam enam rumpun besar, yakni: Apokayan (Kenyah-Kayan-Bahau), Ot Danum-Ngaju, Iban, Murut, Klemantan dan Punan. Rumpun Dayak Punan merupakan suku Dayak yang paling tua mendiami pulau Kalimantan, sementara rumpun Dayak yang lain merupakan rumpun hasil asimilasi antara Dayak punan dan kelompok Proto Melayu (moyang Dayak yang berasal dari Yunnan). Keenam rumpun itu terbagi lagi dalam kurang lebih 405 sub-etnis. Meskipun terbagi dalam ratusan sub-etnis, semua etnis Dayak memiliki kesamaan ciri-ciri budaya yang khas. Ciri-ciri tersebut menjadi faktor penentu apakah suatu subsuku di Kalimantan dapat dimasukkan ke dalam kelompok Dayak atau tidak. Ciri-ciri tersebut adalah rumah panjang, hasil budaya material seperti tembikar, mandau, sumpit, beliong (kampak Dayak), pandangan terhadap alam, mata pencaharian (sistem perladangan), dan seni tari. Perkampungan Dayak rumpun Ot Danum-Ngaju biasanya disebut lewu/lebu dan pada Dayak lain sering disebut banua / benua. Di kecamatan-kecamatan di Kalimantan yang merupakan wilayah adat Dayak dipimpin seorang Kepala Adat yang memimpin satu atau dua suku Dayak yang berbeda.
Prof. Lambut dari Universitas Lambung Mangkurat, (orang Dayak Ngaju) menolak anggapan Dayak berasal dari satu suku asal, tetapi hanya sebutan kolektif dari berbagai unsur etnik, menurutnya secara rasial, manusia Dayak dapat dikelompokkan menjadi :

Tradisi Penguburan


Peti kubur di Kutai. Foto tersebut merupakan foto kuburan Dayak Benuaq di Kutai. Peti yang dimaksud adalah Selokng (ditempatkan di Garai). Ini merupakan penguburan primer - tempat mayat melalui Upacara/Ritual Kenyauw. Sementara di sebelahnya (terlihat sepotong) merupakan Tempelaq yang merupakan tempat tulang si meninggal melalui Upacara/Ritual Kwangkay.
Tradisi penguburan dan upacara adat kematian pada suku bangsa Dayak diatur tegas dalam hukum adat. Sistem penguburan beragam sejalan dengan sejarah panjang kedatangan manusia di Kalimantan. Dalam sejarahnya terdapat tiga budaya penguburan di Kalimantan :
  • penguburan tanpa wadah dan tanpa bekal, dengan posisi kerangka dilipat.
  • penguburan di dalam peti batu (dolmen)
  • penguburan dengan wadah kayu, anyaman bambu, atau anyaman tikar. Ini merupakan sistem penguburan yang terakhir berkembang.
Menurut tradisi Dayak Benuaq baik tempat maupun bentuk penguburan dibedakan :
  1. wadah (peti) mayat--> bukan peti mati : lungun, selokng dan kotak
  2. wadah tulang-beluang : tempelaaq (bertiang 2) dan kererekng (bertiang 1) serta guci.
berdasarkan tempat peletakan wadah (kuburan).Suku Dayak Benuaq :
  1. lubekng (tempat lungun)
  2. garai (tempat lungun, selokng)
  3. gur (lungun)
  4. tempelaaq dan kererekng
Pada umumnya terdapat dua tahapan penguburan:
  1. penguburan tahap pertama (primer)
  2. penguburan tahap kedua (sekunder).

Penguburan primer

  1. Parepm Api (Dayak Benuaq)
  2. Kenyauw (Dayak Benuaq)

Penguburan sekunder

Penguburan sekunder tidak lagi dilakukan di gua. Di hulu Sungai Bahau dan cabang-cabangnya di Kecamatan Pujungan, Malinau, Kalimantan Timur, banyak dijumpai kuburan tempayan-dolmen yang merupakan peninggalan megalitik. Perkembangan terakhir, penguburan dengan menggunakan peti mati (lungun) yang ditempatkan di atas tiang atau dalam bangunan kecil dengan posisi ke arah matahari terbit.
Masyarakat Dayak Ngaju mengenal tiga cara penguburan, yakni :
  • dikubur dalam tanah
  • diletakkan di pohon besar
  • dikremasi dalam upacara tiwah.

Prosesi penguburan sekunder

  1. Tiwah adalah prosesi penguburan sekunder pada penganut Kaharingan, sebagai simbol pelepasan arwah menuju lewu tatau (alam kelanggengan) yang dilaksanakan setahun atau beberapa tahun setelah penguburan pertama di dalam tanah.
  2. Ijambe adalah prosesi penguburan sekunder pada Dayak Maanyan. Belulang dibakar menjadi abu dan ditempatkan dalam satu wadah.
  3. Marabia
  4. Mambatur (Dayak Maanyan)
  5. Kwangkai/Wara (Dayak Benuaq

 http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Dayak